30.3.09

SEKEDAR KAGUM

Bagaimana harus kuartikan perasaan ini
Tak wajar rasanya ketika menyebutnya cinta
Karna terlampau tinggi dan tebal dinding yang ada
Jarak yang memisah kian tajamkan
Dekatnya hanya diangan saja
Mungkinkah terjadi?
Jawabnya lagi-lagi sulit terjadi
Ah..
Jika cinta memang tak mungkin adanya
Ijinkanku sekedar kagumi dan memujinya...

MAK AKU LAPAR...

Mak, aku lapar…!
Kapan kita bisa makan?
Ada nasi kan, Mak hari ini?
Atau kita harus puasa lagi?

Mak, aku sudah bosan…!
Tiap hari harus puasa lagi
Kenapa harus kita, Mak?
Kenapa bukan mereka yang bergembira
Kenyang makan harta rakyat jelata

Mak, aku iri…!
Kalau komunis saja bisa dibasmi
Lalu kapan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme dieliminasi?
Supaya kita tak perlu puasa lagi

Mak, aku lapar…!

TANGIS SAUDARA KAMI

Saudara kami menangis lagi
Rumah dan tanah mereka dirampas kembali
Demi kesenangan berkedok Modernisasi

Saudara kami menangis lagi
Sekolah anaknya harus berhenti
Sedang dia menganggur kini
Tak punya uang untuk pelicin para Petinggi

Saudara kami menangis lagi
Bergumam sampai kapan ini terjadi
Dimanakah Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme akan berhenti

22.3.09

HAMPA DALAM MIMPI...

Hitam pekat terlukis pada awanku
Menggelayut erat diantara penat jiwa
Susunan hasrat diantara puing-puing gundah
Menapak pada bingkai hati yang resah
Membentuk lukisan jiwa yang gundah

Kapan lelah terselimut asa?
Mungkinkah guratan mimpi menghapus peluh?
Ketika Sang Mendung berangsur menghias
Saat Surya mulai enggan tuk tampak
Terasa bayang itu kian menghitam.. lebam..

Nestapa yang menghias diantara bimbang
Membawa imaji dalam gurat gelisah
Saat senja hadir di pematang hari
Alunan Asa dalam dekap sunyi hadir
Untuk menghapus setiap gelisah melalui mimpi...

KOSONG

Entah mengapa hatiku ini?
Gelisah senantiasa mengiringi..
Benci,
Entah apa yang kubenci..
Gundah,
tak tahu apa yang menggundah..
Sepi...
Tersakiti oleh rasa,
Terbunuh lara dada
Bukan..
Bukan karena tak punya cinta
Tapi..
Segurat penat mencekik asa,
Membungkam rasa,
Kosongkan jiwa..

RASA APA...

Dia tak setampan lainnya,
tak juga sekekar dan setinggi idaman wanita,
pun tak sesempurna yang kudamba,
tapi gerak tubuhnya, cara bersikapnya mampu membuatku melihat padanya,

Jujur, ku tak tahu apa yang kurasa?
yang ku tahu saat ini pikirku selalu tertuju padanya,
ada rindu jika tak jumpa,
terasa hampa saat tak mendengar suaranya,
ada rasa kagum atas segala yang dilakukannya,
Setiap kata dan pemikirannya mampu membuatku melihat padanya,

Apakah ini Cinta?
terlalu cepat rasanya,
ku akui ada rasa sayang untuknya,
entah sebagai apa?

Yang ku tahu saat ini dia mampu membuatku melihat padanya..

BULAN RAPUHKU

3 Bulan yang lalu setelah kejadian itu, ku berlalu..
Peristiwa tang membuatku bertanya-tanya,
Tidak pada orang lain tapi pada hatiku,
Apakah arti cinta sejatinya?

Kata orang cinta itu berjuta rasanya,
Sampai-sampai ada pula yang melagukannya,
Tapi kenapa?
Bagiku tak selayaknya..
Kuselalu terluka karena cinta-cintaku sebelumnya,
Manis awalnya dan begitu pahit akhirnya..

Oktober lalu pahitnya cinta ku telan lagi,
Tetesan air mata terurai kembali,
Tapi kini oktober itu telah berlalu,
Ku bawa hatiku pergi,
Terbang sendiri lagi...

SESALKU

Kadang kusesali kesendirian ini,
Kadang kuiri melihat mereka yang mengumbar rasa cinta berdua-dua,
Kadang ku juga ingin merasa punya cinta seperti mereka,
Bisa mencinta dan dicinta,

Tapi telah kupilih tuk sendiri sesaat,
Tak mencinta dan tak pula dicinta,
Sebuah pilihan yang kuharap kan tenagkan jiwa tuk temukan yang sejatinya,

Tapi tak apa,
Bukankah dalam, kesendirianku yang sekarang ku masih punya orang-orang yang menemaniku,
Keluargaku... teman-temanku..
Dan yang terpenting bagiku,
Kutahu mereka sejati menyayangiku.

OKTOBER LAGI...

Oktober ini kembali kutelan kepahitan lagi..
Oktober ini ragaku seakan ingin melayang pergi..
Oktober ini air mata menetes lagi..
Terbangkan asa dan cinta tak kembali..
arghhhhh...

MENGAPA CINTA?

Tangis bayi menyeruak sebagai simbol datangnya,katanya karena cinta
Tawa anak adam dan hawa yang mencumbu mesra pun katanya karena cinta
Doa Ayah dan Bunda mereka atas namakan cinta
Sahabat yang menyertai langkah tawa dan duka pun berkata ada untuk cinta
Sebenarnya apakah cinta?
Kapankah dia melena?
Untuk apakah cinta ada?
Kalau pun cinta yang membuat kita berduka,akhirnya..

DALAM DIAMMU

Kasih,
Mengapa kau membisu
Seolah tak pedulikan asaku

Kasih,
Bicaralah padaku
Sekedar menyibak selaksa tanya gundahku

Kasih,
Ku ingin tahu
Apa dalam pikirmu

Kasih,
Kucoba tuk mengertimu
Menyelam kedasar pikirmu

Tapi,
Keruh tak kumengerti
Arti diam seribu bahasamu

Kasih,
Masih adakahku
Dalam diammu…

SEJUNTAI GUNDAH

Mendung menggelanyut hatiku
Gundah melebur menyelimuti asaku
Tahukah engkau kasih,
Ku inginkan kau bersamaku kini

Tapi,
Mungkinkah harap asa menghadiahi indahya
Sementara tak pernah kau sampaikan rasa yang sama
Hanya isyarat yang tak ku mengerti makna menguntai segala asa
Mengalir menghias indah yang mungkin semu

Kini,
Ku hanya menggantung asaku
bilakah hari itu kan tiba
Bersama dirimu merajut segala asa
Yang kan selimuti indah hidup ku dan mu